Senin, 05 Oktober 2015

Roxette - Milk and Toast and Honey

Judul : Milk and Toast and Honey
Artis : Roxette
Album : Room Service
Pencipta : Per Gessle
Dirilis : 3 September 2001
Genre : Pop

Milk And Toast And Honey adalah single ketiga dari album Room Service milik grup duo asal Swedia, Roxette. Memang sih single ini tidak sampai booming layaknya single Roxette yang lain seperti It Must Have Been Love, Listen To Your Heart, Anyone, dll. Bahkan album Room Service pun tidak sampai dirilis di Amerika Serikat, jadi album ini lebih populer di benua Eropa, Amerika Selatan, dan Asia.

Tapi ada yang istimewa dari album ini. Room Service terasa seperti album 'istirahat'nya Roxette usai dari perjalanan panjang album-albumnya terdahulu yang kental dengan nuansa balad. Album ini terasa lebih ringan dan menyegarkan. Apalagi saat saya mendengarkan single Milk And Toast And Honey. Dari intronya saja sudah bisa membuat perasaan saya rileks. Suara Marie sang vokalis pun terdengar lebih lembut tidak mengharu biru seperti yang selama ini saya tahu.

Liriknya pun enteng. Bercerita tentang seseorang yang baru saja putus dan berusaha untuk tegar kembali. Dia bangun pada suatu pagi lalu membuat sarapan roti panggang, susu, dan madu untuk membuat perasaannya ceria kembali. Saya sendiri sering mendengarkan lagu ini pada sore hari. Duduk santai di teras rumah menikmati pemandangan sore dengan secangkir teh dan makanan kecil untuk melepaskan penat usai berkerja sepanjang hari. Lagu ini memang tak pernah menjadi hits besar, tapi lagu ini tetap layak untuk masuk playlist. Menenangkan, itu sebabnya.




Cher - Believe

Judul : Believe
Artis : Cher
Album : Believe
Pencipta : Brian Higgins, Stuart McLennen, Cher, Paul Barry, Steven Torch, Mathew Gray, Timothy Powell
Dirilis : 19 Oktober 1998
Genre : House, techno, Eurodance,

Lahir dari pasangan seorang sopir truk dan model, penyanyi sekaligus pemain film bernama asli Cherilyn Sarkisian LaPierre ini sudah berkiprah di dunia musik sejak dekade 60-an. Pada awalnya sih hanya sebagai penyanyi latar untuk grup-grup musik beken pada masa itu seperti The Righteous Brothers, The Crystals dan lain-lain. Setelah berkenalan dengan Sony Bono, seorang produser musik yang kemudian menjadi suaminya, karir Cher di dunia musik pun mulai bersinar.Setelah menggelontorkan banyak album yang cukup sukses, pada tahun 1998 Cher merilis satu single yang bisa dibilang sebagai single terbaik yang pernah dirilisnya. Sebagian dari anda pasti kenal dengan single fenomenal ini. Yes, it's Believe.

Believe adalah single jawara dari album ke-22 milik Cher yang bertajuk sama yaitu Believe. Single ini mencatat banyak prestasi di berbagai penjuru bumi. Selain berhasil posisi puncak di hampir semua chart musik, single top ini juga mencatat rekor penjualan yang memukau yaitu 11 juta kopi. Pada saat lagu ini booming, usia Cher sudah kepala 5. Inilah yang membawa Cher masuk ke buku rekor Guiness sebagai Penyanyi Solo Wanita Tertua yang menembus Billboard 100.

Ya tapi itu sebanding dengan perjuangan menelurkan single ini. Bayangkan saja butuh waktu sekitar 6 tahun untuk merampungkan satu single saja. Padahal yang menggarapnya banyak lho. Tercatat ada 6 pencipta lagu yang keroyokan bersama Cher untuk mencetak single Believe ini. Pada awalnya sih bentuknya masih demo hasil karya 4 pencipta lagu dari label Warner Brothers, lalu demo ini dibawa ke studio Metro di London untuk polesan akhir.

Sebenarnya apa sih yang istimewa dari lagu ini? Kalau anda pernah mendengarnya, pasti masih inget dengan sound efek pada vokal Cher yang khas banget itu. Sound efek ini adalah hasil dari software audio prosesor Auto-Tune. Dimana single Believe ini adalah single komersil pertama yang dibuat dengan menggunakan sofware tersebut. Hasilnya suara Cher pun menjadi unik dan futuristik dan alkhirnya terkenal dengan istilah 'Cher Effect'. Belum lagi ditambah dengan musik house technonya yang up beat. Klop banget deh lagu ini buat nge-dance.

Pokok'e joget..pokok'e joget


Disamping musik dan sound efeknya, lagu ini juga sempat bikin geger karena liriknya. Lagu ini bercerita tentang perjuangan seseorang untuk mengumpulkan kekuatan dirinya agar bisa tegak kembali setelah kehancuran cintanya yang menyakitkan. Istilah abg-nya berjuang untuk move on deh. Nah salah satu liriknya berbunyi seperti ini do you believe in life after love. Lirik ini sempat memicu kontroversi. Padahal sih sebenarnya yang dimaksud Cher ini adalah apakah anda percaya bisa hidup kembali setelah kehancuran kisah cinta anda, sepahit dan sesakit apapun rasanya? Do you Believe that? Yes, I do.


Minggu, 04 Oktober 2015

Eric Clapton - My Father's Eyes

Judul : My Father's Eyes
Artis : Eric Clapton
Album : Pilgrim
Pencipta : Eric Clapton
Dirilis : 1998
Genre : Soft Rock

My Father's Eyes adalah sebuah lagu ditulis dan dinyanyikan oleh rocker kenamaan asal Inggris, Eric Clapton, untuk mengenang sang ayah yang tak pernah dikenalnya. Ayahnya, Edward Fryer, adalah seorang tentara Kanada yang bertugas di Inggris pada masa perang dunia kedua. Di Inggris, ayahnya bertemu dan menikah dengan ibunya, Patricia Clapton, yang saat itu baru berumur 16 tahun. Usai perang, Edward Fryer kembali ke pada istri pertamanya di Kanada. Meninggalkan Patricia dan putra yang sedang dikandungnya. 

Setelah Eric Clapton lahir, ia dibawa dan diasuh oleh kakek nenek dari pihak ibunya. Hingga masa remajanya, Eric Clapton mengira bahwa kakek neneknya adalah kedua orang tuanya. Ia pun dibuat percaya bahwa Patricia, sang ibu, adalah kakak kandungnya sendiri. Setelah mengetahui kebenaran akan identitas dirinya, Eric Clapton yang saat itu masih berusia 15 tahun, menutup dirinya dari pergaulan dan menghabiskan hari-harinya untuk belajar bermain gitar.

Pada tahun 1991, putra Eric Clapton yang baru berumur 4 tahun, Conor, meninggal dunia karena terjatuh dari lantai 53 di apartemennya di New York. Kerinduan pada sosok ayah yang tak pernah dikenalnya ditambah duka karena kepergian putranya membuatnya dilanda depresi. Ia lalu menulis sebuah lagu berjudul Tears In Heaven untuk mengenang sang putra dan My Father's Eyes untuk ayahnya. 

Lagu My Father Eyes pertama kali terdengar dibawakan oleh Eric Clapton di acara MTV Unpluged pada tahun 1992. Memang sih aransemennya berbeda jauh dengan dari versi rilisan resminya di tahun 1998. Lagu ini menceritakan bagaimana ia menemukan sosok ayah yang tak pernah dikenalnya melalui tatapan mata anaknya, Conor. Saat menatap mata anaknya, ia seperti sedang menatap sang ayah. Mungkin karena pertalian darah, Eric Clapton merasa terhubung dengan sang ayah melalui anaknya. Kekuatan tatapan mata anaknya membantunya mengumpulkan keping-keping harapan yang pernah hancur berserakan. 

Walau demikian, Eric Clapton mengatakan bahwa ia tak pernah punya nyali untuk merekam lagu ke dalam album resminya, karena merasa bahwa hal itu memang tak pantas untuk dilakukan. Itu sebabnya butuh waktu lama sebelum lagu ini dirilis secara resmi pada tahun 1998. Lagu ini akhirnya dijadikan salah satu single dalam albumnya, Pilgrim. Menurut Eric, ini adalah lagu tersulit di albumnya tersebut. Tapi perjuangannya menggarap lagu ini tak sia-sia sebab single ini membawanya memenangkan kategori Best Male Pop Vocal Perfomance di ajang Grammy Awards tahun 1999 menyisihkan Brian McKnight dan Sting.








Sting - Shape of My Heart

Judul : Shape of  My Heart
Artis : Sting
Album : Ten Summoner's Tale
Pencipta : Sting, Dominic Miller
Dirilis : 1 Agustus 1993
Genre : Soft Pop Jazz

Cukup sulit bagi saya untuk memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Sting dalam lagunya yang berjudul Shape of My Heart. Kepiawaian Sting mengenkripsikan pesan dalam lirik bernuansa dualisme memaksa saya untuk angkat topi. Dibutuhkan kecerdasan ekstra untuk menguraikan makna dari untaian lirik lagu milik musisi yang bernama asli Gordon Sumner ini. Semakin runyam mengingat kemampuan saya dalam memahami permainan kartu amatlah mengharukan.

Meskipun jujur saja hal pertama yang memikat saya untuk menikmati lagu ini bukanlah dari segi lirik, tapi petikan gitar beraroma mistis hasil kepringelan tangan Dominic Miller, seorang gitaris berdarah Argentina yang juga merupakan co-writer lagu ini. Belum lagi buaian suara harmonika yang meliuk-liuk di bagian interludenya, semakin menyeret saya ke dalam daya pikatnya. Permainan harmonika tingkat wahid dalam lagu ini dimainkan oleh Larry Adler, seorang pemain harmonika kawakan asal Amerika. Pada saat memainkan peranannya dalam lagi ini di tahun 1993 silam, Larry Adler sudah berusia 79 tahun. Musisi gaek yang sering disebut sebagai pemain harmonika terbaik sepanjang masa ini tutup usia pada tanggal 6 Agustus 2001.

Single Shape of My Heart ini terdapat di album solonya Sting yang keempat bertajuk Ten Summoner's Tale. Album yang buat saya pribadi merupakan album terbaik yang pernah dirilis oleh Sting. Dimana dalam album ini memuat beberapa single hits favorit saya seperti Fields of Gold, If I Ever Loose My Faith In You, dan tentu saja Shape of My Heart.

Pada tahun 1994, Shape of My Heart dijadikan sebagai soundtrack untuk film Leon The Profesional yang dibintangi oleh Jean Reno, Gary Oldman dan Natalie Portman. Penyanyi R&B asal Inggris, Craig David, juga pernah menulis sebuah lagu yang diilhami dari lagu ini. Lagu tersebut berjudul Rise & Fall yang dirilis tahun 2002. Dalam lagu ini, Craig David mengajak Sting untuk berkolaborasi menyanyikannya.

Dalam Shape of My heart, Sting ingin menulis tentang seorang pemain kartu yang bermain bukan untuk mencari kemenangan atau kemuliaan tapi untuk menggali dan menemukan unsur mistis nan logis dalam permainan tersebut. Kemahiran bermain vs faktor keberuntungan. Permainan kartu ini adalah sebuah metafora kehidupan baginya. Dimana sebagian besar para pemainnya memiliki motivasi serupa tapi tidak dengan dirinya. Baginya permainan ini adalah sebuah meditasi untuk mencari jawaban dan kebenaran yang terselubung didalamnya.

Jika anda adalah seorang pemain kartu handal, tentunya anda pandai menutupi gejolak perasaan dalam hati anda agar tak bisa dibaca oleh lawan main. Istilahnya muka rata atau poker face gitulah. Sulit untuk membaca suasana hati dari wajah seorang pemain kartu tulen, topengnya terlalu keras untuk bisa ditembus. Tapi jika anda lupa mencopot topeng ini saat berhadapan dengan kekasih atau pasangan hidup anda, maka bersiaplah untuk mendapat masalah.








Sabtu, 03 Oktober 2015

Sheryl Crow - My Favorite Mistake

Judul : My Favorite Mistake
Artis : Sheryl Crow
Album : The Globe Sessions
Pencipta : Sheryl Crow, Jeff Trott
Dirilis : 15 September 1998
Genre : Blues Rock

Sheryl Crow adalah salah satu musisi wanita yang saya puja karena kepiawaiannya dalam bermusik. Kemampuannya dalam berolah vokal sudah diakui dunia. Dengan perpaduan suara rock blues dan country yang lembut membuai, wanita yang pernah menyabet 9 piala Grammy ini mampu membawakan lagu-lagunya dengan apik, pas, tidak berlebihan. Keahliannya dalam memainkan gitar serta menulis lagu adalah point unggulan yang sudah semakin didapatkan dari penyanyi wanita masa kini yang menurut saya hanya mengandalkan olah vokal dan sensualitas untuk memikat hati para fansnya. Ya kalau saya buat daftarnya sih, penyanyi wanita favorit saya sebagian besar memang handal kalau dalam urusan menciptakan lagu. Selain Sheryl Crow, di daftar saya ada Shania Twain, Dolores O'Riordan, Alanis Morissette, Jewel, Madonna, Norah Jones, dan lain-lain. Coba tebak deh, dari era kapan para musisi wanita ini berasal. Huuhh..mulai rusuh hahaha...

Well, lets back on track. Nah salah satu lagu yang saya gandrungi dari Sheryl Crow adalah My Favorite Mistake. Single ini ada di albumnya yang ketiga, The Globe Sessions. Ditulis sendiri oleh Sheryl Crow bersama rekannya, Jeff Trott. Dengan mengambil jalur blues rock dengan dominasi petikan gitar, lagu ini menceritakan berakhirnya sebuah hubungan yang dijalani sepasang kekasih karena ternyata cinta si pria ini hanya palsu belaka. Dan bagi si wanita, hubungannya dengan sang mantan tersebut menjadi sebuah kesalahan terfavorit yang pernah dilakukannya.

Yang sempat membuat gempar, lagu melankonis ini kabarnya ditulis oleh Sheryl Crow untuk mengenang hubungannya dengan penyanyi top Eric Clapton. Mereka memang pernah menjalin hubungan selama 6 bulan sebelum akhirnya kandas.Tapi kabar ini dibantah oleh Sheryl Crow dengan mengatakan ia tak pernah menganggap hubungannya dengan Eric Clapton sebagai sebuah kesalahan.

Single cantik milik jebolan fakultas musik klasik di University of Missouri ini pernah dinominasikan sebagai Best Female Pop Perfomance di ajang Grammy awards 1999 walau harus menyerah kalah pada My Heart Will Go On-nya Celine Dion. Tapi tak masalah, toh albumnya tetap mendapat predikat Best Rock Album di ajang yang sama.






Berlin - Take My Breath Away

Judul : Take My Breath Away
Artis : Berlin
Album : Top Gun OST
Pencipta : Giorgio Moroder, Tom Whitlock
Dirilis : 15 Juni 1986
Genre : Synthpop

Jauh sebelum saya mengenal musik bergenre elektro yang kondang dibawakan oleh para DJ dunia seperti Tiesto, Calvin Harris, David Guetta, dan konco-konco, saya sudah jatuh cinta pada dentuman bass gaya synthpop elektro di lagu Take My Breath Away yang dirilis tahun 1986 silam.
Oh tidak..tidak..saya pertama mendengarnya jelas bukan di tahun 1986. Saya baru selesai dicetak pada tahun itu. Jangankan untuk mengingat musik, aktivitas yang saya kuasai saat itu paling cuma tidur, ngompol, dan nangis keras-keras kalau telat disusui. Saya pertama mengenal lagu ini sekitar tahun 1995 waktu nonton film Top Gun di tivi hitam putih yang sumber nyawanya masih berasal dari aki. Walaupun sebenarnya yang membuat saya tergila-gila dari film itu adalah motor Kawasaki Ninja GPZ 900r yang dikendarai Tom Cruise saat lagu ini diputar. Gila itu motor keren banget. Motor Astra Grand yang baru dibeli bapak saat itu dijamin ciut nyali deh kalau disandingkan dengannya.

Ya memang single Take My Breath Away merupakan original soundtrack untuk film Top Gun yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Kelly McGillis. Single ini dibawakan oleh Berlin, sebuah grup musik aliran new wave asal Los Angeles yang pernah berjaya di era 80-an. Single ini diciptakan sekaligus diproduseri oleh Giorgio Moroder, yang tak lain adalah seorang produser merangkap DJ asal Italia. Bisa dibilang beliau ini adalah salah satu sinuwun bagi para pemuja aliran synthpop dan elektro dance. Jadi jangan heran jika single ini pernah digadangkan sebagai salah satu single dengan aransemen musik paling futuristik pada masa itu. Bahkan dentuman slow bass yang dominan pada single ini pun masih tetap enak untuk didengar hingga sekarang.

Giorgio Moroder pernah bercerita bahwa ia sempat kehilangan rekaman suara bass untuk lagu ini yang disimpannya di komputernya. Saya, yang sering mengkambing hitamkan virus sebagai biang kerok hilangnya data penting, jadi kepikiran virus kompi model apa yang lagi naik daun di tahun itu. Tak mau menyerah, akhirnya Giorgio untuk memainkan sendiri gitar bass untuk menggantikan file tersebut walaupun kemampuannya menguasai alat musik ini hanya ala kadarnya saja. Dia bilang hasilnya tak seberapa bagus tapi lumayanlah.

Grup Berlin yang ditawari Giorgio untuk membawakan lagu ini sempat menolaknya. John Crawford, salah satu pentolan grup ini, menyatakan bahwa Take My Breath Away kurang cocok dengan genre musik yang biasa dibawakan oleh grupnya. Tapi apa daya, label rekaman mereka memaksa dan akhirnya mereka pun merekamnya.

Untung saja mereka mau menerima lagu ini walau sempat ogah-ogahan pada awalnya. Karena selang beberapa bulan kemudian, single Take My Breath Away secara pelan tapi pasti mulai merajai top chart di UK dan US mengiringi kepopuleran filmnya. Bahkan Take My Breath Away bisa dibilang sebagai single paling top yang pernah mereka bawakan. Pada puncaknya, lagu dinobatkan sebagai Best Original Song di ajang Academy Award dan Golden Globe di tahun yang sama.

Video musiknya dibuat secara sederhana. Wajar dong pada saat itu musik lebih dikenal lewat radio bukan tipi. Para mantan abg era 80' pasti paham di satu RT ada berapa sih yang punya tivi. Jadi pembuatan video musik belum mendapat porsi perhatian sebesar sekarang. Pesawat rusak yang digunakan sebagai salah satu latarnya pun lebih mirip petarangan ayam ketimbang pecahan pesawat. Tapi gaya pakaian dan rambut khas anak-anak 80-an itu lho yang bikin kangen. Dan musiknya wow, masih sulit dicari tandingannya. Sekedar saran, jika nonton video ini gunakan headset atau earphone kw 1 biar berasa sensasi nendangnya.






Goo Goo Dolls - Iris

Judul : Iris
Artis : Goo Goo Dolls
Album : Dizzy Up The Girls, City Of Angels OST
Pencipta : John Rzeznik
Dirilis : 7 April 1998
Genre : Alternative Rock

Sudah pernah nonton film City of Angels kan? Beberapa dari anda mungkin sudah nonton film ini, tapi ada juga yang belum. Bagi yang belum nonton, mau saya ceritain sinopsisnya?

Bbbrrrr...ya sudah cerita singkat saja. Film City of Angels adalah salah satu film yang cukup laris di tahun 1998. Dibintangi oleh Nicholas Cage dan Meg Ryan. Ceritanya ada malaikat benama Seth (Nicholas Cage) yang  naksir pada seorang dokter bedah bernama Maggie (Meg Ryan). Seth beberapa kali menampakan wujudnya agar bisa bertatap muka dan berbincang dengan Maggie. Sampai akhirnya mulai deh tumbuh benih cinta diantara keduanya. Sang malaikat tetap menjaga agar jangan sampai Maggie tahu siapa dia sebenarnya. Walaupun pada akhirnya si dokter pun mulai menyadari siapa sebenarnya Seth dan mulai timbul genjolak batin pada keduanya. Khususnya karena mereka berasal dari dunia yang berbeda.

Didorong oleh cintanya pada Maggie, Seth akhirnya memutuskan untuk menjadi manusia dengan cara menjatuhkan dirinya dari sebuah pencakar langit. Istilahnya fallen angel gitu lah. Nah dengan statusnya sebagai manusia fana, akhirnya Seth bisa kembali bersama dengan sang pujaan hati. Walaupun kisah cinta mereka tak berlangsung lama karena pada akhirnya Maggie...tuuuutt..sensor..no spoiler haha...

Well...buat saya pribadi sih filmnya tak begitu istimewa, kecuali jika nontonnya bareng sama pacar. Yang membuat film ini nancep di hati saya itu soundtracknya. Nggak tanggung-tanggung film ini punya 3 soundtrack andalan yang sangat populer. Ada lagu Uninvited punya Alanis Morissette, Angelnya Sarah McLachlan, dan favorit saya Iris by Goo Goo Dolls!

Single Iris mungkin adalah salah satu single paling beken yang pernah dibawakan oleh grup rock asal negeri Paman Sam, Goo Goo Dolls. Single ini ditulis oleh John Rzeznik, vokalis merangkap gitaris grup yang dulu bernama The Sex Maggots ini. Saking bekennya lagu ini, Iris memecahkan rekor nangkring di puncak Hot 100 Airplay selama 18 pekan. Gile ndro!

Single Iris ditulis oleh John dengan mengambil sudut pandang sang malaikat yang diperankan oleh Nicholas Cage tersebut. Tentang bagaimana dia bersedia mengorbankan keabadiannya demi untuk memiliki kemampuan merasa seperti manusia. Bagaimana seseorang jatuh cinta kepada seorang wanita yang berasal dari dunia yang berbeda, namun ia tak berani mengungkapkan karena takut wanita itu akan menjauhinya. Bagaimana ia tetap menutupi identitasnya karena ia merasa dunia tak akan bisa memahami dirinya. Tapi dia tidak memperdulikan hal itu. Yang ia inginkan hanyalah sang pujaan hati bisa memahami siapa dia yang sebenarnya.

Menurut John, judul Iris diilhami dari nama seorang musisi country Iris DeMent. Nama ini muncul secara tak sengaja saat ia sedang membaca sebuah majalah. Single ini pun mendapat banyak pujian dari berbagai kritikus musik dunia dan sempat membawanya dinominasikan dalam 3 kategori di ajang Grammy Awards tahun 1999 yakni untuk Best Perfomance By Duo or Group, Song Of the Yeard dan Record of The Year walau tak menang satupun. Apes deh.

Oh iya, saking populernya lagu ini, Iris sempat menjadi salah wedding song favorit di berbagai negara. Bahkan lagu ini menjadi lagu pengiring saat Avril Lavigne berdansa dengan suaminya, Deryck Whibley, di pesta pernikahan mereka tahun 2006 kemarin.








The Cranberries - Animal Instinct

Judul : Animal Instinct
Artis : The Cranberries
Album : Bury The Hatchet
Pencipta : Dolores O'Riordan
Dirilis : 5 Juli 1999
Genre : Alternative Rock

Bury The Hatchet adalah album keempat band rock kenamaan asal Irlandia, The Cranberries, yang dirilis tahun 1999. Album ini bisa dikatakan album 'kembali'nya The Cranberries setelah penantian selama 3 tahun sejak album ketiga mereka, To The Faithfull Departed, yang menuai beberapa protes dari para penggemarnya karena dianggap kualitas musiknya telah menurun jika dibandingkan 2 album sebelumnya. Belum lagi sang vokalis, Dolores O'Riordan, sempat vakum dari dunia musik dikarenakan sedang fokus pada kelahiran putra pertamanya sehingga album keempat ini molor lumayan lama. Pada album Bury The Hatchet ini, The Cranberries seolah ingin mengobati kekecewaan para penggemar dengan menyuguhkan beberapa single jagoan. Salah satunya adalah Animal Instinct.

Animal Instinct adalah single kedua dari album Bury The Hatchet. Single ini ditulis sendiri oleh pentolan sekaligus vokalis The Cranberries , Dolores O'Riordan, saat dia sedang mengasuh bayinya, Taylor. Dolores mengungkapkan bahwa lagu ini merupakan bentuk ungkapan sayangnya kepada sang anak yang telah memberi motivasi baru baginya untuk kembali berkarya di dunia musik setelah kejenuhan yang sempat melandanya.

Dolores melanjutkan bahwa Animal Instinct bercerita tentang perasaan seseorang saat dia sedang mengasuh anak-anaknya. Perasaan yang bermula sejak ia mengandung dan melahirkan anaknya. Saat ia sedang menimang dan menyusui anaknya, ia merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan. Rasa sayang itu kemudian membentuk keinginan untuk selalu melindunginya apapun yang terjadi. Tak pernah ingin berpisah dengan sang anak, seberapapun beratnya cobaan yang dilalui untuk membesarkannya. Rela mengorbankan apapun demi melindungi mereka, itulah animal instinct (naluri hewani) yang ada dalam diri manusia.

Sutradara Olivier Dahan memvisualkan apa yang ingin disampaikan Dolores tersebut dalam video musik Animal Instinct hasil garapannya. Diawali dengan adegan beberapa petugas dari Lembaga Perlindungan Anak, aparat keamanan, dan pengacara yang datang untuk mengambil dua orang anak dari seorang ibu. Mereka mengambil kedua bocah itu karena sang ibu tidak memiliki pekerjaan sehingga dianggap tak mampu untuk membiayai hidup anak-anaknya. Memang ada beberapa negara seperti Amerika Serikat yang memiliki peraturan ketat tentang perlindungan anak. Lembaga Children's Protection Service (CPS) akan mengambil alih pengasuhan anak dari orang tua mereka untuk beberapa alasan, misalnya karena adanya KDRT, tidak memiliki orang tua, ditelantarkan orang tua, atau bahkan jika orang tua dianggap tidak mampu membiayai hidup anak-anaknya.

Back to the video. Sang ibu lalu datang dan sempat melakukan perlawanan tapi tak kuasa untuk melawan hukum yang berlaku di negara tersebut. Kedua anak itu lalu dibawa dan dititipkan ke pusat perlindungan anak. Sang ibu yang merasa tak mampu berpisah dengan anak-anaknya, akhirnya secara sembunyi-sembunyi membawa kabur kedua anaknya dari tempat tersebut.

Jadi, kalau kita lihat dari video musik Animal Instinct ini, nampaknya ada sedikit unsur protes terhadap kebijakan Lembaga Perlindungan Anak. Khususnya jika anak-anak diambil paksa oleh negara jika orang tua dianggap terlalu miskin untuk bisa membiayai hidup mereka. Bagaimana, setujukah anda dengan kebijakan seperti ini?